WhatsApp

Click To Chat

IT Security

4 Tantangan Keamanan Siber yang Harus Diwaspadai di 2024 dan Solusi Proaktifnya

Table of Contents

Share blog

4 tantangan keamanan siber di 2024 yang perlu diwaspadai
IT Security

4 Tantangan Keamanan Siber yang Harus Diwaspadai di 2024 dan Solusi Proaktifnya

4 tantangan keamanan siber di 2024 yang perlu diwaspadai

Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, tahun 2024 juga diwarnai dengan tantangan keamanan siber (cyber security) yang semakin kompleks. Mulai dari ancaman berbasis AI hingga risiko komputasi kuantum, dan lingkungan multi-cloud yang kian rumit membuat peretas terus menyempurnakan metode serangan baru. Untuk menghadapinya, diperlukan strategi keamanan yang lebih adaptif dan komprehensif, dengan langkah-langkah proaktif sebagai kunci pertahanan. 

Apa saja tantangan keamanan siber di 2024 dan bagaimana solusi  untuk mengatasinya? Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini. 

 

4 Tantangan Keamanan Siber di 2024 yang Perlu Diwaspadai

4 tantangan keamanan siber di 2024 yang perlu diwaspadai

Seperti yang telah disinggung di awal, kemajuan teknologi juga membawa tantangan baru dalam keamanan siber. Berikut empat tantangan utama yang perlu diwaspadai oleh perusahaan untuk melindungi data dan sistem perusahaan Anda. 

1. Ransomware yang Semakin Canggih

Serangan ransomware terus menjadi ancaman besar dengan tingkat kerumitan yang meningkat. Pada 2024, ransomware tidak hanya mengunci sistem dan data, tetapi juga mengeksploitasi celah keamanan yang lebih dalam, sehingga proses pemulihan menjadi lebih sulit. Ransomware-as-a-service (RaaS) semakin mempermudah penyebaran ancaman ini secara luas, memaksa banyak perusahaan untuk membayar tebusan yang besar. Oleh karena itu penting untuk mengantisipasi kerugian operasional dan perlindungan data bernilai tinggi. 

2. Keamanan pada Model Kerja Hybrid dan Perangkat IoT

Peningkatan adopsi kerja hybrid dan perangkat Internet of Things (IoT) membawa risiko keamanan baru. Setiap perangkat yang terhubung ke jaringan perusahaan bisa menjadi titik serang, terutama perangkat IoT yang sering kali memiliki keamanan rendah. Selain itu, pekerja remote yang menggunakan jaringan pribadi atau perangkat non-korporat meningkatkan risiko serangan phishing, malware, atau pencurian data. 

3. Kesalahan Konfigurasi pada Cloud

Pergeseran menuju lingkungan multi-cloud dan hybrid memang menawarkan fleksibilitas, namun kesalahan konfigurasi cloud masih menjadi ancaman utama. Pengaturan akses yang salah, penyimpanan data yang tidak terenkripsi, atau jaringan yang tidak terlindungi dapat membuka celah bagi peretas untuk mengeksploitasi data sensitif. Kesalahan ini sering kali terjadi akibat kurangnya pemahaman atau pengawasan terhadap pengelolaan keamanan cloud. 

4. Serangan Berbasis AI

Artificial Intelligence (AI) tidak hanya bermanfaat bagi bisnis, tetapi juga dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk memperkuat serangan mereka. Pada 2024, serangan phishing berbasis AI atau penggunaan deepfake untuk manipulasi keamanan menjadi semakin canggih. Teknologi AI memungkinkan penjahat menciptakan serangan yang lebih cepat, realistis, dan sulit dideteksi oleh sistem keamanan tradisional, seperti deepfake yang bisa menipu verifikasi identitas atau serangan phishing yang dibuat lebih meyakinkan dan berbahaya. 

 

Bagaimana Cara Perusahaan Mengatasi Tantangan Tersebut?

Bagaimana cara perusahaan mengatasi tantangan tersebut

Untuk menghadapi tantangan keamanan siber yang semakin kompleks, perusahaan perlu mengadopsi pendekatan yang proaktif, komprehensif, dan berbasis teknologi. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan.

Tingkatkan Strategi Perlindungan Ransomware

Perusahaan harus memperkuat pertahanan terhadap ransomware dengan melakukan backup data secara teratur, memperkuat keamanan pada perangkat endpoint, serta memberikan pelatihan rutin kepada karyawan untuk mengantisipasi ancaman phishing. 

Terapkan Keamanan yang Kuat untuk Kerja Remote dan IoT

Perusahaan perlu memastikan semua perangkat terlindungi dengan antivirus dan enkripsi yang memadai, menerapkan VPN terenkripsi, serta melakukan segmentasi jaringan untuk memisahkan perangkat IoT dari jaringan utama guna mengurangi risiko serangan. 

Mengatasi Kesalahan Konfigurasi pada Cloud

Untuk mengurangi risiko kesalahan konfigurasi cloud, perusahaan harus melakukan audit keamanan secara berkala, menggunakan alat otomatisasi untuk mendeteksi kesalahan, dan memberikan pelatihan khusus kepada tim IT terkait manajemen keamanan cloud. 

Adopsi Teknologi Keamanan Berbasis AI

Manfaatkan teknologi keamanan berbasis AI untuk mendeteksi aktivitas anomali, merespons serangan secara otomatis, dan menerapkan monitoring berkelanjutan guna mendeteksi ancaman sejak dini. 

Tingkatkan Kesadaran Keamanan Siber Karyawan

Tingkatkan kesadaran karyawan melalui pelatihan keamanan siber secara berkala serta simulasi serangan phishing untuk meminimalkan potensi kesalahan manusia yang dapat menjadi celah bagi serangan siber. 

Kolaborasi dengan Pihak Eksternal

Bekerjasama dengan penyedia layanan keamanan siber dan menerapkan standar keamanan internasional akan membantu perusahaan tetap up-to-date dan siap menghadapi ancaman siber terbaru. 

Dengan langkah-langkah ini, perusahaan dapat memperkuat pertahanan mereka dalam menghadapi tantangan keamanan siber. Salah satu teknologi berbasis AI yang andal untuk melindungi bisnis digital Anda adalah Microsoft Zero Trust.  

Microsoft Zero Trust menghadirkan pendekatan keamanan proaktif dan terintegrasi untuk mendeteksi, merespons, dan melindungi dari ancaman siber modern. Dengan prinsip “never trust, always verify,” solusi ini meminimalkan risiko melalui verifikasi setiap akses, baik internal maupun eksternal, secara terus-menerus. 

 

Membangun Pertahanan Siber yang Kuat dengan Microsoft Zero Trust

Microsoft Zero Trust adalah pendekatan keamanan yang mengasumsikan bahwa tidak ada pengguna atau perangkat yang otomatis dapat dipercaya, baik dari dalam maupun luar jaringan perusahaan. Model ini dirancang untuk menghadapi tantangan lingkungan modern yang semakin kompleks, seperti mobilitas pengguna, penggunaan aplikasi cloud, dan perangkat yang tidak sepenuhnya dikelola.  

Zero Trust bertujuan untuk memperkuat keamanan dengan memastikan semua akses diawasi dan dikontrol dengan ketat. Berikut tiga prinsip utama Microsoft Zero Trust. 

Verifikasi Eksplisit

Setiap akses ke sumber daya perusahaan harus diverifikasi, baik itu dari identitas, perangkat, aplikasi, maupun layanan. Ini mencakup penggunaan MFA, pemeriksaan kondisi perangkat, serta pemantauan aktivitas pengguna secara berkelanjutan. 

Hak Akses Minimal (Least Privilege Access)

Akses diberikan hanya sesuai kebutuhan dan dengan batasan waktu yang terbatas. Dengan prinsip ini, risiko keamanan dapat dikurangi secara signifikan jika identitas atau perangkat pengguna dikompromikan. 

Asumsikan Pelanggaran (Assume Breach)

Pendekatan ini beroperasi dengan asumsi pelanggaran bisa saja terjadi kapan saja. Semua aktivitas dan akses dipantau, dianalisis, dan dikendalikan secara ketat. Ini memungkinkan deteksi dini dan respons cepat terhadap ancaman. 

Selain itu, komponen utama Microsoft Zero Trust mencakup berbagai teknologi untuk memperkuat keamanan, seperti: 

  • Azure Active Directory (Azure AD): Kelola identitas dan akses 
  • Microsoft Defender: Lindungi endpoint, aplikasi, dan jaringan dari ancaman 
  • Microsoft Entra:  Autentikasi yang lebih aman dan pengelolaan akses terpusat 
  • Microsoft Intune: Kelola dan lindungi perangkat dengan kebijakan keamanan ketat 

 

Baca Juga: Mengenal Copilot Studio, Solusi Optimalkan Operasional Bisnis Berbasis AI 

 

Mengapa Memilih Microsoft Zero Trust untuk Keamanan Digital Anda?

Microsoft Zero Trust, menawarkan banyak keuntungan karena dirancang untuk menghadapi ancaman siber di lingkungan kerja yang semakin kompleks. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa Microsoft Zero Trust  menjadi pilihan tepat. 

Pendekatan Terpadu dalam Ekosistem Microsoft

Microsoft menyediakan solusi keamanan yang terintegrasi dengan sempurna ke dalam berbagai produk ekosistemnya, seperti Microsoft 365, Azure, dan Dynamics 365. Ini memungkinkan pengelolaan keamanan yang lebih efisien dan terkoordinasi di seluruh platform yang digunakan bisnis.

Cakupan End-to-End yang Komprehensif

Microsoft Security menawarkan perlindungan menyeluruh, mulai dari identitas pengguna, endpoint, data, aplikasi, hingga jaringan. Dengan cakupan luas ini, keamanan di seluruh lingkungan digital dapat dikelola dengan lebih baik dan risiko ancaman diminimalkan. 

Analisis dan Deteksi Ancaman Berbasis AI

Microsoft memanfaatkan kekuatan AI dan ML untuk deteksi, monitor, dan respons ancaman dengan cepat. Teknologi ini memungkinkan deteksi ancaman secara real-time dan otomatis, membantu bisnis merespons potensi serangan dengan lebih efisien. 

Nah, dengan mengadopsi Microsoft Zero Trust, Anda dapat meningkatkan perlindungan terhadap ancaman siber modern, mengurangi risiko akses tidak sah, serta memperkuat kemampuan deteksi dini dan respons terhadap pelanggaran keamanan. 

 

 

Tingkatkan Keamanan Siber Perusahaan Anda dengan Microsoft Zero Trust di Helios Cloud

Saatnya meningkatkan keamanan siber perusahaan Anda dari ancaman siber yang berkembang dengan solusi tangguh dan canggih Microsoft Zero Trust.   

Helios Informatika Nusantara (HIN), sebagai bagian dari CTI Group dan merupakan value-added distributor Microsoft di Indonesia, siap membantu bisnis Anda dari tahap konsultasi, deployment, manajemen, hingga after sales support. Mulailah perjalanan keamanan siber Anda sekarang dengan Azure Sentinel melalui tautan berikut, dan rasakan keunggulannya secara langsung! 

Penulis: Wilsa Azmalia Putri – Content Writer CTI Group 

Share blog

Related article

Find Us On

Start a Conversation

Thank you for submiting the inquiry, Our Team will contact you in the next 48 hours